Kalau lo nyari pemain muda yang mainnya tenang, punya IQ bola tinggi, tapi bisa ngerusak struktur lawan dalam satu gerakan—Florian Wirtz itu jawabannya. Di usia baru 21 tahun, dia udah bukan cuma prospek. Dia udah jadi jantung permainan buat Bayer Leverkusen dan salah satu gelandang serang terbaik di Eropa musim 2023–24.
Dan yang paling keren? Dia bangkit dari cedera ACL kayak gak ada apa-apa, bahkan main lebih galak dari sebelumnya. Gak banyak pemain muda yang bisa punya kombinasi otak dan insting seperti dia. Wirtz bukan cuma “next big thing”—dia udah besar sekarang.

Awal Karier: Meledak di Usia 17, Langsung Masuk Buku Rekor
Florian Wirtz lahir 3 Mei 2003 di Pulheim, Jerman. Karier mudanya dimulai di akademi FC Köln, tapi pada 2020, Leverkusen langsung ngegas dan ngangkut dia sebelum sempat debut di tim utama Köln.
Dan langsung boom: Debut di usia 17 tahun 15 hari, dan jadi pemain termuda yang main di Bundesliga untuk Leverkusen saat itu. Gak lama, dia juga jadi pencetak gol termuda di sejarah Bundesliga (rekornya akhirnya dipecahin lagi, tapi tetap keren).
Sejak itu, kariernya naik terus. Dia bukan tipikal pemain muda yang perlu “pemanasan” dulu—langsung nyetel, langsung ngegas.
Gaya Main: Gelandang Serang Hybrid yang Bisa Jadi Apa Aja
Wirtz biasanya main sebagai attacking midfielder (AMF), tapi fleksibilitasnya gila. Dia bisa:
- Jadi false winger di kiri
- Turun ke tengah bantu build-up kayak box-to-box
- Masuk ke kotak penalti kayak second striker
- Bikin chaos kayak winger teknikal
Gaya mainnya mirip-mirip Kai Havertz versi lebih konsisten dan tajam decision-making-nya. Wirtz itu tipe pemain yang:
- Punya sentuhan pertama super bersih
- Lihai nyari celah antar lini
- Suka ngelakuin kombinasi cepat 1–2 sentuhan
- Bisa ngasih through pass “impossible angle” ke striker
Dan yang paling bahaya? Dia punya mentalitas “killer”. Gak gampang panik, gak takut duel lawan pemain senior, dan tahu kapan harus nembak, kapan harus nahan bola.
Cedera Parah, Tapi Balik Lebih Ganas
Tahun 2022, Wirtz kena cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament)—salah satu cedera paling menakutkan buat pemain muda. Banyak yang khawatir kariernya bakal melambat. Tapi setelah absen berbulan-bulan, dia balik dengan versi upgrade.
Musim 2023–24 bareng pelatih Xabi Alonso di Leverkusen jadi momen kebangkitan brutal:
- Bawa Leverkusen juara Bundesliga tanpa kekalahan
- Double digit goals dan assist
- Jadi kreator utama tim dengan visi dan kreativitas tinggi
- Jadi salah satu best players di seluruh Eropa, bukan cuma Bundesliga
Dia bukan cuma “pemain muda bagus”. Dia udah di level elite.
Timnas Jerman: Kunci di Euro 2024
Di timnas, Wirtz perlahan mulai jadi starter tetap. Jerman yang lagi proses regenerasi butuh pemain kreatif dan gak kaku di tengah. Dan Wirtz, bareng Musiala, jadi tulang punggung lini serang baru Die Mannschaft.
Mereka berdua kayak kombo yang saling melengkapi:
- Musiala: dribble, flair, chaos
- Wirtz: kontrol tempo, passing, eksekusi akhir
Kalau Jerman pengen bangkit dan bersinar di rumah sendiri di Euro 2024, duet ini bakal jadi kunci. Dan Wirtz kayaknya siap banget.
Dilirik Klub Besar, Tapi Gak Terburu-buru
Dengan performa kayak gitu, jelas klub-klub besar Eropa—Barcelona, Bayern, City, Liverpool—semua lirik dia. Tapi Wirtz (dan keluarganya) keliatan pinter jaga karier. Mereka gak buru-buru, dan tetap kasih kepercayaan ke Leverkusen buat bimbing dia.
Statement-nya selalu jelas: dia masih fokus di Jerman, pengen terus berkembang, dan belum waktunya pindah cuma karena uang atau popularitas.
Respect tinggi sih buat pemain muda yang bisa tahan godaan kaya gitu.
Kesimpulan: Florian Wirtz, Si Gelandang Kalem yang Diam-Diam Bikin Tim Lawan Luluh
Florian Wirtz itu definisi dari pemain yang gak butuh gaya berlebihan buat bikin impact. Gak banyak selebrasi, gak banyak drama, tapi permainan dia di lapangan selalu ngubah dinamika tim. Mau lawan deep block, high press, atau duel terbuka—Wirtz tetap bisa kasih solusi.
Dan yang paling gila? Dia masih 21 tahun. Masa emasnya masih di depan mata.